Minggu, 23 Juli 2023 – 22:07 WIB
JAKARTA – Tingkat stres pekerja Indonesia ternyata tidak sebanding dengan pekerja-pekerja di negara Asia lainnya. Hal itu terungkap dalam Laporan Health on Demand 2023, yang dikeluarkan oleh Mercer Marsh Benefits, unit bisnis dari Marsh McLennan.
Baca Juga :
Laporan Health on Demand tahun 2023 melakukan survei terhadap lebih dari 17.500 karyawan di 16 pasar seluruh dunia, termasuk lebih dari 5.200 karyawan di Asia. Survei tersebut mengenai prioritas kesehatan dan kesejahteraan mereka sehingga perusahaan mampu berupaya memenuhi kebutuhan karyawan dengan lebih baik lagi. Scroll untuk info selengkapnya.
Di kawasan Asia, karyawan di Indonesia (26%) tercatat memiliki tingkat stres paling rendah dalam kehidupan sehari-hari, lebih rendah dari rata-rata karyawan di Asia (44%). Meski demikian, hampir sebagian dari mereka (45%) mengaku pernah bekerja saat kondisi mental yang tidak sehat.
Baca Juga :
Raih Penghargaan HR Exellence Award 2023, Pos Indonesia Buktikan Akselerasi Kinerja Lini Bisnisnya
Wulan Gallacher, Managing Director Mercer Marsh Benefits Indonesia mengatakan, mengatasi rasa burnout bisa dimulai dengan memastikan rasa aman secara psikologis di tempat kerja. Saat ini, para perusahaan terkemuka mengatasi permasalahan utama yang menyebabkan karyawan merasa stres di tempat kerja sebagai bagian dari strategi manfaat kesejahteraan yang komprehensif dan inklusif,
“Misalnya meninjau kembali desain pekerjaan dan kompetensi para supervisor, mengatur target dan ekspektasi yang rasional, menciptakan budaya kebersamaan dan pengambilan keputusan yang inklusif. Serta, menawarkan manfaat kesejahteraan, seperti perawatan terkait kesehatan mental, dan bahkan pelatihan untuk mengatasi tantangan kesehatan mental,” ujar Wulan dalam keterangannya, dikutip Minggu 23 Juli 2023.
Meningkatkan kesehatan mental karyawan membutuhkan solusi dan manfaat kesejahteraan yang inovatif. Di Indonesia, layanan yang ditargetkan untuk kesehatan mental anak muda (46%), pelatihan untuk mengenali dan mengatasi tantangan kesehatan mental (41%), serta asuransi atau program untuk meringankan beban biaya
perawatan kesehatan mental dan konseling virtual dengan terapis (39%) dirasa akan bermanfaat bagi karyawan maupun keluarganya.
Halaman Selanjutnya
Selain itu, laporan tersebut juga menunjukkan adanya korelasi positif antara penawaran manfaat kesejahteraan yang lebih banyak dengan tingkat kepuasan karyawan. Hasil menyebutkan bahwa karyawan yang memperoleh sepuluh atau lebih manfaat kesejahteraan, lebih cenderung percaya bahwa perusahaan memerhatikan aspek kesehatan, juga kesejahteraan.