Rabu, 5 Juli 2023 – 11:31 WIB
Bali – The Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) atau Konferensi Pembelajaran Sepanjang Hidup Inklusif menyediakan ruang untuk mendengar peran perempuan dalam isu pembelajaran sepanjang hidup. Minimnya keterlibatan perempuan terutama dalam bidang teknologi perlu solusi yang tepat guna meningkatkan keikutsertaan.
“Pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning adalah strategi penting untuk memastikan perempuan dapat masuk dan kembali masuk ke pasar tenaga kerja, terutama di industri yang berkembang pesat seperti teknologi dan inovasi,” ucap Dwi Faiz, Head of Programmes UN Women Indonesia, Selasa, 4 Juli 2023.
Acara tersebut juga dihadiri pembicara perempuan lainnya, seperti Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini, Deputy Country Representative UN Women India Kanta Singh, dan COO dan Co-founder Xendit Tessa Wijaya.
Para panelis sependapat bahwa tekanan masyarakat merupakan hambatan utama bagi kemajuan perempuan. Hal itu dinilai dapat mempengaruhi motivasi untuk mengasah keterampilan mereka.
Sebagai pemimpin perempuan yang telah membangun ekosistem inklusif di dalam organisasi mereka masing-masing, pembicara menggarisbawahi pentingnya kelompok dukungan dan pendampingan antar perempuan.
Diskusi juga memaparkan keterwakilan perempuan yang masih sangat minim dalam dunia teknologi atau umumnya STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Hanya 28 persen wanita lulusan di bidang teknik, 22 persen pekerja di bidang kecerdasan buatan (AI), dan kurang dari sepertiga di sektor teknologi.
Halaman Selanjutnya
Berdasarkan laporan tahun 2020, hanya 2 persen dari pendanaan modal ventura (venture capital funding) global yang berinvestasi di startup yang dimiliki perempuan. Hal ini membatasi pengembangan teknologi dan inovasi yang dapat merespons kebutuhan perempuan.