Alissa Wahid Ditunjuk Jadi Amirull Hajj Perempuan, Ini Tugasnya

Alissa Wahid Ditunjuk Jadi Amirull Hajj Perempuan, Ini Tugasnya

Kamis, 22 Juni 2023 – 16:52 WIB

JEDDAH – Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau akrab disapa Alissa Wahid merupakan satu dari tiga perempuan yang ditunjuk Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas sebagai bagian dari Amirull Hajj.
Alissa yang merupakan psikolog kelahiran Jombang ini memiliki tugas khusus dalam penyelenggaraan ibadah haji 1444H/ 2023 M.

Baca Juga :


Ada Kuota Tambahan, Saudi Izinkan Jemaah Haji Mendarat di Jeddah Sampai 24 Juni 2023

Perlu diketahui selain putri sulung dari Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid ini, dua Amirull Hajj perempuan lainnya ialah Badriyah Fayumi dari Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) dan Indah Pertiwi Nataprawira (PP KB PII).

Amirull Hajj sendiri merupakan pemimpin misi haji Indonesia di Arab Saudi. Tugas Amirul Hajj antara lain melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi. Dan tahun ini, menjadi tahun pertama Amirull Hajj perempuan ditunjuk menteri agama untuk terlibat dalam misi haji Indonesia. Apa saja tugas Amirull Hajj perempuan? 

Baca Juga :


Begini Strategi Kemenag Kurangi Jemaah Haji Lansia

“Pak Menteri menyampaikan ini sebagai langkah afirmasi terhadap jamaah perempuan. Karena jemaah perempuan Indonesia jumlahnya lebih dari jemaah laki-laki,” kata Alissa saat ditemui di Wisma Kantor Urusan Haji, Jeddah, Rabu, 21 Juni 2023.

Baca Juga :


Waspada Titik Kritis Puncak Haji di Mina, Sejumlah Pos Kesehatan di Armuzna Disiagakan

Dikatakan Alissa tugasnya sebagai Amirull Hajj perempuan yakni memfasilitasi segala hal yang menjadi keluhan para jemaah perempuan. Tahun lalu, ia mengaku masuk dalam tim monitoring dengan tugas utama melakukan monitoring para jemaah haji perempuan. Dan ternyata, banyak masalah yang sulit disampaikan para jemaah perempuan karena lebih banyak kaum laki-laki yang dilibatkan dalam misi haji tahun tahun sebelumnya. Yang dikeluhkan jemaah haji perempuan di tahun sebelumnya mulai dari sedikitnya pembimbing ibadah perempuan, minimnya toilet atau MCK khusus perempuan, hingga segala hal lainnya yang berkaitan dengan masalah kewanitaan.

“Dan tahun lalu rekomendasinya adalah pembimbing ibadah yang perempuan jumlahnya sedikit sekali dan fasilitas untuk jemaah haji perempuan juga minim. Nah itu setelah rekomendasi itu disampaikan kepada Menteri Agama, memang diperjuangkan selama setahun ini, sehingga pak menteri pemerintah Saudi, Muasasah haji itu sudah menyepakati bahwa MCK untuk perempuan ditambah di Arafah dan Mina,” kata Alissa. 

Halaman Selanjutnya

Diakuinya, selain penambahan fasilitas MCK, tahun ini jumlah pembimbing ibadah perempuan juga hampir 50 persen terpenuhi. “Kalau dulu hanya 10 persen. Jadi sekarang sudah ditambah.” “Itu pesan pak menteri, bagaimana agar jamaah haji perempuan yang jumlahnya lebih banyak dari laki-laki mendapatkan fasilitasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tugas anggota Amirul Hajj perempuan ya memastikan ini,” katanya lagi.

img_title



Source link

author

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *